Pasuruan (WartaBromo.tv) – Berangkat dari meneruskan usaha orang tua di bidang kuliner, pasangan suami istri ini sukses kembangkan bisnis kripik usus fermentasi dan black brownis klaras.
Ialah Yahya Afandik bersama istrinya, Latifatul Qolbi asal Karang Sentul, Kecamtan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan. Ia memutuskan berhenti bekerja untuk membantu usaha orang tuanya di bidang kuliner yang kala itu dijajahkan hanya sekedar di pinggir jalan.
Kini ia sukses menggeluti usaha kripik usus anti kolesterol dan black brownis klaras dengan segudang manfaat bagi kesehatan dengan nama brand Qolbi Food.
Kripik Usus yang Rendah Lemak
Banyaknya orang yang takut kolesterol karena mengkonsumsi kripik usus, menjadikan Afandi berfikir kreatif untuk membuat kripik usus anti kolesterol.
“Kita fermentasi sekitar 8 jam an. Karena kita melihat banyak yang takut kolesterol. Makanya kita produksi kripik yang kita fermentasi dengan cairan prebiotik,” papar Afandik.
Ia bilang, dengan cara fermentasi menggunakan prebiotik tersebut, kripik usus akan rendah lemak dan tentunya jauh dari kolesterol yang selama ini menghantui masyarakat.
“Kita coba kembangkan pasar ke sana dengan memberdayakan masyarakat yang ada disekitar sini,” lanjut Afandik.
Sejauh ini, produk kripik ususnya sudah memiliki berbagai farian seperti original, balado, BBQ, dan farian pedas.
Black Brownis Klaras yang Kaya Manfaat
Tidak dimanfaatknnya klaras (daun pisang kering) di kebunnya, membuat Latifatul merasa sayang. Ia memutuskan untuk mengolah klaras menjadi bahan baku pembuatan kuw brownis, dalam hal ini pewarna alami.
“Banyak klaras di kebun saya yang tidak dimanfaatkan. Akhirnya saya olah menjadi serbuk klaras itu. Dan saya gunakan untuk pewarna alami di brownis,”
Ia bilang, black brownis klaras sendiri memiliki keunggulan yang banyak dan bermanfaat bagi kesehatan. Seperti halnya mampu melancarkan pencernaan hingga dipergunakan untuk masker wajah.
Untuk mengolanya, ia bilang butuh klaras yang sudah kering, terutama klaras dari pisang gepok. Setelahnya dicuci untuk menghilangkan kotoran.
“Kita jemur, setelah kering kita bakar sampai hitam menjadi abu, baru kita tumbuk setelah halus kita saring dan kita kemas,” papar Afandik menjelaskan.
Satu bungkus ukuran 20 gram serbuk klaras tersebut, selain untuk bahan baku pembuatan brownis juga ia jual dengan harga Rp 6 sampai 10 ribu.
Sejauh ini, pelanggan serbuk klaras itu berasal dari berbagai daerah seperti Sidoarjo, Surabaya, dan Malang.
“Kemarin itu bisa sampai ke Samarinda. Sampai saat ini sudah sampai 300 bungkus,” imbuh Latifatul.
Videographer : Doni
Video Editor : Oedin