Bertualang dengan Satya Bhumiputra: Mencari Makna Hidup dalam Tradisi Spiritual

X
Bagikan

Satya Bhumiputera adalah salah satu paguyuban penghayat kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Pengikut Satya Bhumiputra memiliki ajaran yang disebut ajaran Kawruhana yang didasarkan pada aksara Jawa ‘ha’ dan ‘na’.

Aksara Jawa berjumlah 20 yang dimulai awalan ‘ha’ hingga berakhir pada ‘nga’, menurut Adit memiliki makna masing-masing. Makna 20 aksara Jawa itu menjadi pedoman pengikut Satya Bhumiputera menjalani hidup sehari-hari

Satya Bhumiputera meyakini keberadaan Tuhan yang tunggal. Mereka biasa menyebutnya sebagai Hyang Jawata.

Sang Hyang Jawata, bagi pengikut Satya Bhumiputra, merupakan zat yang tak terjamah manusia. Zat yang melampaui segala sesuatu yang masih dibatasi ruang dan waktu.

Adit membahasakannya: Hyang Jawata sebagai zat yang tan kena kinira dan tan kena kinaya ngapa.

“Tidak bisa dikira-kira dan ditafsirkan. Kami meyakini keberadaan Tuhan berdasar adanya bapa angkasa dan ibu bumi yang menjadi orang tua kami di alam semesta.”

Adit kemudian mengambil salah satu kerisnya dan menunjukkannya pada kami. Sambil membuka warangka, ia bilang, keris merupakan simbolisasi Hyang Jawata: nyawijine (bersatunya) bapa angkasa (keris/curiga) lan ibu bumi (warangka).

Dalam ajaran Satya Bhumiputera, alam semesta, yaitu langit dan bumi, bukan sekadar kumpulan benda, zat, molekul, atau apapun yang terbentuk setelah terjadi big bang jutaan tahun yang lalu.

Videographer : Doni
Video Editor : Oedin