Sengatan listrik membuat Sumaryono berada pada titik terendah dalam hidup. Betapa tidak. Listrik yang masih mengalir di tubuhnya membuat tim dokter tak berani mengambil tindakan.
“17 hari saya di rumah sakit Pasuruan, waktu dicek pakai tespen (alat untuk memeriksa aliran listrik) ternyata masih nyala,” kata Sunaryono.
Oleh tim medis, Sunaryo pun kemudian dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Disana, operasi berjalan lancar. Dua tangannya yang gosong akibat sengatan listrik berhasil diamputasi.
Meski harus hidup dengan keterbatasan, Sunaryo tetap enggan berpangku tangan. Menarik becak, membuka warung untuk berjualan kopi, hingga menimba air sumur tetap ia lakoni sendiri. Sebuah potret tentang perjuangan hidup.
Video : Doni
Video Editor : Oedin